Pemerintah telah memastikan bahwa tidak benar adanya isu masuknya 10 juta tenaga kerja asing asal China ke Indonesia. Walaupun begitu, DPR RI meminta agar pengawasan terhadap orang asing yang masuk dapat diketahui maksud dan tujuan kedatangannya.
Ketua
Komisi IX DPR Dede Yusuf mengatakan, Presiden Joko Widodo memang
mengimbau agar selurut warga tidak perlu khawatir tentang isu tersebut.
Padahal sebenarnya sudah ada jutaan perjanjian dengan pemerintah China
yang telah dilakukan pemerintah.
"Saya setuju dengan presiden
bahwa tidak ada 10 juta pekerja, yang ada 10 juta itu MoU antara
Presiden Xi Jinping dengan Indonesia bahwa akan mendatangkan 10 juta
wisatawan. Itu benar, bukan tenaga kerja," katanya dalam satu diskusi di
kawasan Jakarta Pusat, Sabtu (24/12).
Salah
satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk menarik wisatawan adalah
dengan membuat kebijakan bebas visa. Namun ternyata, dengan adanya
kebijakan tersebut membuat tidak terkontrolnya orang-orang asing yang
masuk ke Indonesia.
"Kita khawatirkan adalah kebijakan bebas visa
ini makin banyak wisatawan yang masuk tanpa ada filter. Di Imigrasi,
kepolisian, tenaga kerja. Itu aja, maka saya katakan tidak ada 10 juta
itu. Adanya wisatawan. Sekarang kan 1,3 juta. Target wisatawan baik tapi
filter harus dimiliki," tegas politisi Partai Demokrat ini.
Dede
mengungkapkan, pemerintah harus melakukan keseimbangan dengan
memberikan filter bagi kebijakan bebas visa. Sebab, dia meminta jangan
sampai nantinya banyak bahaya yang pada akhirnya malah mengancam warga
Indoensia.
"Jangan sampai yang masuk udah banyak bakteri sayuran
sudah tumbuh di mana-mana. Kan yang ketahuan cuma di Bogor, yang belum
ketahuan kita enggak tahu. Termasuk narkoba ditaruh tiang pancang,
hampir tiap hari dapat info," tutupnya.
Sumber : Merdeka
0 Response to "DPR sebut serbuan buruh China akibat program bebas visa yang keliru"
Post a Comment